Kamis, 18 Juni 2009

“Tuan maukah anda menceritakan cerita yang hebat kepada saya”.
“なんのストーリーですか”.
“なんでも, yang penting ceritanya harus hebat”.
“Baiklah. ”Bagaimana jika saya ceritakan kepada anda tentang Sinbad yang hebat”.
“Saya ingin mendengar cerita yang lebih hebat dari itu”
“Kalau dongeng tentang ikkyushan, どうですか”
“Kalau cerita itu saya belum pernah mendengar, きいてほしい”
Baiklah, kalau begitu...
Pada zaman dahulu kala disebuah kerajaan di Jepang, hiduplah seorang bocah yang bernama ikkyushan. Dia adalah bocah yang sangat pintar. Dia selalu dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh raja dan pejabat yang selalu mengujinya. Bahkan dia pernah menjadi seorang pahlawan negara.
“すごいsekali ikkyushan ini tuan, lalu”
Ketika ikkyushan sudah berusia 18 tahun, ia memutuskan untuk pergi meninggalkan kuil dan mengasingkan diri ke Gunung Fuji.
“どうして, Tuan”
Itu dikarenakan dia ingin mencapai tahapan untuk menjadi pertapa.
“ ikkyushan ingin menjadi pertapa tuan, pertapa wa なに?”
Pertapa adalah seorang yang sangat hebat, seseorang yang telah melepaskan dirinya dari keduniawian, dan memilih jalan Budha. Hal itu dikarenakan ikkyushan sangat mencintai rakyatnya. Ia memiliki mimpi untuk menjadi Budha hidup.
30 tahun setelah kepergian ikkyushan dari kerajaan, perangpun terjadi. Saat itu kaum bar-bar yang menyeramkan bermaksud untuk mengambil alih Jepang.
“Bar-bar itu apa, どんな kaum Tuan?”
Bar-bar adalah kaum yang sangat menyukai perang, badan mereka besar-besar, besarnya sama dengan 2 sampai 3 kali besar orang Jepang.
“こわいいTuan”
Pada saat itu bar-bar tidak berperang dengan fisik, tetapi dengan menggunakan kepintaran. Mereka memberikan sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh sang raja, jika pertanayaan itu tidak dapat dijawab maka kerajaannya akan diambil alih”
“しつもんはなにtuan?”
Pertanayaanya adalah
Suatu hari ada 2 orang besaudara yang hidup di むら, yang pertama bernama Watanabe sedangkan yang ke 2 bernama bernama Hiroshi. Watanabe adalah anak yang sangat rajin beribadah, setiap hari dia menghabiskan waktu di てら untuk berdoa kepada Budha. Sedangkan Hiroshi setiap hari kerjanya hanya mabuk-mabukan dan berjudi. Watanabe selalu mengingatkan hiroshi untuk berdoa, tetapi Hiroshi tidak pernah menghiraukannya. Sampai suatu hari Watanabe kesal pada Hiroshi dan berkata “dasar penghuni neraka”. Setelah itu Watanabe tidak pernah lagi mengingatkan Hiroshi. Beberapa tahun telah berlalu dari kejadian itu dan mereka berduapun meninggal. Ketika itu mereka berdua menghadap Budha. Budha berkata untuk memasukan Watanabe kedalam neraka dan Hiroshi kedalam surga. Mengapa?
“Pertanyaanya むずかしい sekali Tuan”.
Pertanyaan tersebut sangat sulit untuk dijawab. Raja sudah menawarkan 1000 batang emas bagi siapa saja yang mampu menjawab pertanyaan itu, tetapi tidak ada yang dapat menjawabnya. Akhirnya rajapun mengirim utusan untuk mencari ikkyushan ke Gunung Fuji. Sang utusanpun berangkat, setelah menempuh perjalanan yang sulit dan melelahkan dia akhirnya berhasil menemukan ばしょdimana ikkyushan tinggal. Dia menyampaikan titah sang raja, tetapi ikkyushan tidak langsung menerima sang utusan begitu saja. Dia menguji sang utusan tersebut dengan berbagi tindakan dan perintah-perintah yang tidak masuk akal. Setelah satu bulan lamanya, ikkyushanpun memberikan jawaban untuk disampaikan kepada raja.
“こたえは apa Tuan. なんといいましたかTuan”.
Suatu hari ada 2 orang tukang kebun yang dipekerjakan oleh seorang tuan tanah yang kaya raya. Tukang kebun yang satu sangat rajin. Sedangkan tukan kebun kedua sangat malas. Karena saking malasnya tukang kebun ke-2 tukang kebun pertama kesal kepadanya. Hingga akhirnya memakinya, dan mengusirnya. Tuan tanah yang mengetahui hal tersebut memanggil mereka berdua menghadap dan memecat tukang kebun pertama dan mempekerjakan kembali tukang kebun kedua. Sebelum tukang kebun pertama pergi, tuan tanah berkata kepada tukang kebun itu. “Aku adalah tuan tanah, kamu adalah tukang kebun dan dia adalah tukang kebun”
Utusanpun menyampaikan jawaban tersebut kepada kaisar. Waktu untuk menjawabpun tiba. Kaisar menjawab dengan jawaban yang sama ikkyushan berikan. Kemudian orang bar-bar itupun tertawa dan tanpa banyak berkata menarik pasukannya dari Jepang.